TARI SEBLANG DAN KACANG UNTING, PRODUK KHAS DESA OLEHSARI YANG SELALU MELESTARI
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/fdc87167-530e-4834-8853-2a5969f61663.jpg)
“Desa Olehsari Ojo
dilali!” merupakan semboyan yang menjadi kekhasan dari situs web resmi yang
dikelola oleh Pemerintah Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Desa ini merupakan salah satu lokasi Perkuliahan Luar Kelas (PLK) yang
dilaksanakan oleh Mahasiswa Prodi Sosiologi UNESA angkatan 2023 pada tanggal 23
– 28 September 2024. Sesuai dengan semboyannya, Desa Olehsari memiliki produk
khas yang dapat dikenang oleh setiap pengunjung yang singgah di desa ini. Tari
Seblang dan Kacang Unting ialah sebutan produk khas tersebut.
Tari Seblang ialah tarian yang menjadi bagian dari upacara adat bersih desa dan tolak bala yang digelar oleh suku Osing di Desa Olehsari. Tarian ini dilakukan oleh seorang perempuan terpilih yang ditunjuk oleh tetua adat setempat dan selalu mengalami pergantian selama rentang waktu tiga tahun sekali. Dalam pelaksanaannya, tarian ini memiliki unsur-unsur mistis baik sebelum maupun ketika pelaksanaan tarian ini dilakukan. Namun sayang, mahasiswa sosiologi yang melakukan PLK ke desa ini tidak dapat melihat kebudayaan ini secara langsung. “Jadi kemarin waktu kita kesana tidak ada acara Seblang, soalnya Seblang ini dilakukan setelah tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri”, tutur Imroatus, salah satu peserta PLK di Desa Olehsari saat diwawancarai.
Selain memiliki Tari Seblang sebagai kebudayaan khas yang selalu dilestarikan oleh masyarakat disana, Desa Olehsari juga memiliki produk budidaya khas yang bernama Kacang Unting. Perbedaan mencolok yang dimiliki kacang unting dengan kacang pada umumnya ialah pada motif biji-bijiannya, yang mana kacang unting memiliki motif khas yang tidak dapat ditemukan dalam kacang-kacang lainnya sehingga mencipta ketakjuban pada peserta PLK dari mahasiswa sosiologi. “Waktu itu kaget kok bisa ada kacang yang ada motifnya karena kan kebanyakan kita makannya yaudah kacang yang polos gitu, tapi kok di Banyuwangi ada yang seperti itu” Jelas Imroatus. “Temen-temenku juga semuanya kaget, kok bisa ada gitu”, lanjutnya saat diwawancarai.
Penulis : Hisyamuddin S.
Edotor : Rizky Trisna Putri