PLK Desa Lakarsantri: Dari Sumur Pesapen yang Sakral Sampai Belajar Tradisi dan Mitos Desa Lakarsantri
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/673c79c5-89b2-4320-a7ae-e4d74e83cf61.jpg)
Penggalan kisah PLK (Pembelajaran Luar Kelas) Mahasiswa Sosiologi kembali datang. Kali ini dari Desa Lakarsantri yang terletak di pinggiran kota Surabaya, menjadi salah satu lokasi yang menyimpan kekayaan tradisi dan mitos lokal di desa tersebut. Kegiatan PLK di Desa Lakarsantri dilaksanakan pada tanggal 23-28 September 2024. Salah satu fenomena yang menarik Mahasiswa Sosiologi yakni keberadaan Sumur Pesapen, yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya yang merupakan metropolitan.
Keberadaan Sumur Pesapen memang dikenal “Mistis,” pasalnya Sumur ini disebut-sebut tiba-tiba muncul di Desa Lakarsantri tanpa ada yang mengetahui asal-usulnya. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa Sumur tersebut memiliki kekuatan magis dan sering dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat setempat, yang melihatnya sebagai tempat yang dikeramatkan. Sehingga tak heran jika Sumur ini dijadikan tempat ritual seperti semedi oleh beberapa warga. Selain keberadaanya yang tiba-tiba muncul, “kemistisan” lain juga dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu Sumur ini tetap menghasilkan air bahkan di musim kemarau sekalipun.
Keberadaannya yang dianggap sakral, dan ada kepercayaan lain bahwa doa yang dipanjatkan di sekitar Sumur tersebut akan terkabul membuat warga yang merasa doanya terkabul diharuskan membawa sesajen sebagai bentuk rasa terima kasih dan penghormatan kepada kekuatan yang ada di Sumur tersebut. Menurut tetua Desa, tradisi ini merupakan warisan dari masa yang dipengaruhi oleh agama Kejawen, yakni sebuah sistem kepercayaan dan filosofi kehidupan yang dianut oleh masyarakat Jawa pada zaman dahulu. Namun, kepercayaan ini mulai memudar, seiring dengan berkurangnya jumlah masyarakat yang mampu menjalankan amalan-amalan tersebut.
Seiring dengan kesakralan yang melekat pada Sumur Pesapen, berkembang pula berbagai mitos yang melingkupinya. Salah satu yang paling terkenal adalah keberadaan ular putih dan genderuwo, makhluk halus dalam mitologi Jawa yang dikatakan menjaga Sumur tersebut. Meskipun kisah ini beredar luas, tidak ada bukti konkret yang mendukung keberadaan entitas-entitas tersebut. Sebagai bagian dari warisan budaya lokal, mitos ini masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat, walaupun tidak lagi dipercaya oleh generasi muda.
Sekilas, Desa Lakarsantri tampak seperti wilayah yang identik dengan "Surabaya," namun ternyata daerah tersebut menyimpan berbagai tradisi, mitos, dan budaya yang menarik. Seperti halnya yang dikatakan Mahisa, Mahasiswa Sosiologi yang mengikuti PLK di Desa Lakarsantri merasa telah belajar hal-hal baru melalui kegiatan ini.
"Wow! Saya mendapat info-info dan pengalaman baru!" Ucap Mahisa..
Selain itu, Mahasiswa lainnya merasa kegiatan PLK ini tidak hanya membantunya mempelajari hal baru, namun turut mengenal masyarakat di Desa tersebut yang sangat terbuka kepada Mahasiswa PLK Sosiologi.
"Senang mempelajari tradisi baru, pihak kelurahan menerima dengan baik dan dibantu dalam pengambilan data di lapangan." Ucap Nevenia.
Melalui Desa Lakarsantri menggambarkan bagaimana tradisi, mitos, dan kepercayaan lokal masih memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat, dan Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Surabaya telah mengambil bagian untuk mempelajarinya.
Penulis : Anisatul Khanifah
Editor : Rizky Trisna Putri