Perkuliahan Luar Kelas Mahasiswa Sosiologi di Desa Pengulon, Menelusuri Kehidupan Masyarakat Nelayan dan Tradisi Gotong Royong
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/8044a000-af22-4e86-894e-d625b778dc1d.jpg)
Perkuliahan Luar Kelas (PLK) yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Sosiologi di Desa Pengulon, Kecamatan Gerogak, Bali, merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah pesisir yang dikenal dengan kehidupan masyarakat nelayannya. Dalam kegiatan ini, mahasiswa berkesempatan untuk mempelajari langsung dinamika sosial yang ada di desa, termasuk nilai-nilai gotong royong yang sangat kental di masyarakat Desa Pengulon. Tradisi resiprositas yang dijalankan oleh warga, di mana masyarakat saling membantu dalam berbagai situasi, tradisi ini merupakan aktivitas yang melibatkan interaksi timbal balik antar pelakunya, baik individu maupun kelompok. Tradisi resiprositas ini merupakan salah satu tradisi yang menarik di Desa Pengulon. Contohnya adalah disaat ada anggota keluarga yang meninggal, biasanya warga dibagi untuk menjaga jenazah dan mengadakan doa bersama.
Selain itu, mahasiswa juga mengobservasi kehidupan sosial di dusun-dusun yang ada di desa tersebut, seperti Dusun Bukitsari dan Dusun Tegal Lantang. Di Dusun Bukitsari, sebagian penduduknya hanya menempuh pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) dan mereka jarang berkomunikasi dengan keluarga yang tinggal jauh. Namun, mereka selalu melakukan pertemuan keluarga di pura untuk upacara adat tertentu. Keberagaman infrastruktur juga sangat menarik di dusun ini, beberapa rumah masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak dan lampu templok sebagai penerangan. Beberapa rumah juga menggunakan penerangan listrik yang berasal dari PLN, sebagian rumah menggunakan air yang berasal dari sumur atau PDAM yang berasal dari gunung dan PDAM dari provinsi.
Berbeda dengan Dusun Bukitsari, di Dusun Tegal Lantang kehidupan masyarakat nelayannya semakin terasa, banyak rumah tradisional berlantaikan tanah dan penggunaan sumur sebagai sumber mata air. Kondisi hidup para nelayan yang bergantung pada laut adalah salah satu aspek kehidupan yang menarik. Kehidupan sosial antar tetangga sangat kental, dikarenakan kondisi antar rumah satu dan lainnya sangat dekat. Penghasilan rata-rata yang didapatkan oleh para nelayan hanya berkisar 200 hingga 300 ribu rupiah per bulannya untuk membiayai kebutuhan hidup sekeluarga.
Kegiatan keagamaan rutin dilakukan oleh masyarakat desa, seperti mengadakan pengajian rutin setiap bulannya yang dilaksanakan di musholla yang terletak di Dusun Bukitsari, yang menjadi salah satu latar belakang eratnya hubungan silaturahim antar masyarakat. Selain itu, sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, Desa Pengulon juga mengadakan arak-arakan ogoh-ogoh yang merupakan bagian dari tradisi Agama Hindu. Ogoh-ogoh yang dilombakan kemudian diarak keliling desa, dengan ini menggambarkan semangat kebersamaan yang kuat di antara warga desa. Selain itu, kegiatan posyandu lansia juga dilaksanakan di desa ini sebulan sekali dengan peran anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang terbilang kurang aktif, namun dengan adanya berbagai kegiatan sosial dan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat desa ini menunjukkan hubungan sosial yang terjaga antar warga.
Adanya latar belakang kehidupan sosial yang beragam ini, mahasiswa sosiologi tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga wawasan praktis tentang bagaimana masyarakat desa mempertahankan nilai-nilai sosial yang penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Penulis: Nadia Hafifa Maulaya
Editor: Panggih Setyaning Sukma