Mengenal Akar Budaya Kradenan: Mahasiswa Sosiologi Terjun Langsung dalam Perkuliahan Luar Kelas
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/259804f0-2263-4ad1-9ec3-c4bf44a93b94.jpg)
Perkuliahan
Luar Kelas (PLK) yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Sosiologi angkatan 2023
Universitas Negeri Surabaya di desa Kradenan, kecamatan Purwoharjo, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur memberikan pengalaman yang berharga bagi
mahasiswa. PLK yang dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu yang dimulai pada
23 sampai 28 September 2024 itu menjadi bagian dari pembelajaran dimana para
mahasiswa terjun langsung ke masyarakat. Desa Kradenan sendiri merupakan Desa
Tua yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Blambangan. Sehingga desa Kradenan ini
lekat akan sejarah dan budaya.
Desa
Kradenan ini memiliki toleransi yang tinggi, ditandai dengan interaksi agama Hindu
dan Islam yang hidup dengan rukun. Contohnya pada acara Maulid Nabi Muhammad
SAW bagi umat Islam yang dilaksanakan malam hari kemudian pada siang hari
dilanjut dengan acara Galungan bagi umat Hindu. Hal itu menunjukan tingginya
toleransi di desa Kreadenan. Selain itu, mahasiswa juga mendapat ilmu tentang
penanaman buah naga dari awal hingga panen karena disana terdapat banyak kebun
buah naga. Selain itu mahasiswa juga mendapat sambutan yang baik dari warga
setempat “sambutan ramah dari sekdes dan kadus, jalan-jalan dan dikasih buah
sama warga, senang sekali” tutur Fais, salah seorang mahasiswa Prodi Sosiologi
yang melaksanakan PLK di Desa Kradenan.
Selama
kegiatan di Desa Kradanan, mahasiswa tidak hanya mempelajari sejarah dan budaya
lokal, tetapi terlibat langsung di dalamnya. Mahasiswa mengikuti Upacara Melaspas,
Upacara Melaspas sendiri merupakan upacara wajib dilakukan bagi keluarga Hindu
yang telah selesai mendirikan rumah tinggalnya. Selain rumah tinggal, Upacara Melaspas
juga dilakukan terhadap bangunan lain seperti bangunan suci (Pura, Merajan dll)
hotel, kantor, toko bahkan kandang. Upacara Melaspas bertujuan untuk
membersihkan dan menyucikan bangunan secara niskala sebelum digunakan atau
ditempati. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti ibadah Hindu yang dipimpin oleh
seorang Pandita dari Bali, memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam
tentang kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
Penulis
: Angga Gunawan
Editor
: Nadia Hafifa Maulaya