Seminar Pemberdayaan Perempuan : Beyond Beauty!
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/9262afd1-d48b-4d58-9bcb-767dd71e7d8d.jpg)
Pada hari Kamis, 7 November 2024, Himpunan Mahasiswa Prodi Sosiologi UNESA, Departemen Sosial dan Masyarakat (SOSMA) telah mengadakan acara seminar pemberdayaan perempuan dengan mengusung tema "Beyond Beauty : Membangun Kekuatan dan Kesetaraan di Era Beauty Privilage". Acara ini berlangsung di Ruang I6 Srikandi FISIPOL UNESA yang dihadiri oleh mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) dan turut menghadirkan dosen prodi S1 Sosiologi sebagai pemateri di antaranya Ahmad Ridwan, M.Sosio. dan Dr. Refti Handini Listyani, S.Sos., M.Si. Acara dibuka oleh sambutan dari Ketua Pelaksana, Nashwa Aqila Danendra, yang menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mengajak peserta seminar untuk dapat menyadari bahwa kesetaraan dan pemberdayaan perempuan harus didasarkan pada kemampuan dan kualitas diri, bukan hanya pada penampilan saja. Dilanjutkan oleh sambutan dari Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Sosiologi, Lintang Pandu Pradana, yang mengajak mahasiswa yang hadir untuk menjaga dan menghargai setiap perempuan tanpa membeda-bedakannya. Lalu ditutup dengan sambutan dari Pembina ORMAWA, Ahmad Ridwan, M.Sosio. dan Ketua Program Studi Sosiologi, M. Agus Fauzi, yang dimana keduanya menyampaikan apresiasi terhadap HMP Sosiologi karna telah mengadakan acara seminar pemberdayaan perempuan yang penting bagi seluruh mahasiswa Sosiologi maupun mahasiswa prodi lainnya.
Pemateri pertama, Dr. Refti Handini Listyani, S.Sos., M.Si., membuka sesi dengan tema "Literasi Digital : Agensi Perempuan Muslim dan Beauty Industry". Dalam sesi ini beliau menjelaskan betapa pentingnya literasi digital dalam pemberdayaan dan agensi perempuan muslim dalam konteks industri kecantikan. Menurutnya literasi digital membuka ruang bagi perempuan muslim agar dapat menentukan dan merumuskan standar kecantikan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka sendiri sebagaimana dalam perspektif post feminisme, bahwasanya perempuan adalah individu yang bebas tanpa tekanan untuk dapat mengembangkan ketrampilan mereka, sehingga perempuan tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga dapat menjadi seorang produsen. "Jangan sampai perempuan muslim menjadi objek saja tetapi kita harus berdaya dan memiliki kemauan, carilah pendamping atau teman yang lingkungannya positif yang membuat mereka maju dan berkembang," ujar beliau.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Ahmad Ridwan, M.Sosio., dengan mengusung tema "Gender Studies : towards number 5 SDGs (Gender Equality)", yang mengungkapkan pentingnya SDGs Nomor 5 untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan terhadap perempuan ditengah-tengah sistem patriarki yang masih dilakukan dibeberapa negara. Beliau menjelaskan bahwa feminisme sangat dibutuhkan untuk menjunjung tinggi keadilan dan membongkar kesalahan patriarki, karena perempuan sering kali mengalami diskriminasi dan penindasan berbasis gender, termasuk stigma dimana perempuan tidak mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Di akhir sesi beliau memberikan sebuah statement, "Jika suatu bangsa ingin kemajuan maka muliakanlah perempuan".
Selanjutnya, acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab dengan peserta seminar dan peserta menuliskan pengalaman pribadi mereka terhadap beauty privilage di kehidupan sehari-hari pada kertas yang diberikan oleh panitia. Dengan suksesnya acara seminar ini, HMP Sosiologi UNESA berharap adanya growth it mindset dari masyarakat kita terutama mahasiswa yang sudah menghadiri seminar ini untuk memberi ruang bagi pemberdayaan perempuan dan mengubah cara pandang bahwa perempuan bukan hanya dilihat berdasarkan penampilan fisiknya saja tetapi berdasarkan kualitas dan kemampuan diri. "Saya terkesan dengan salah satu program kerja HMP Sosiologi UNESA mengenai pemberdayaan perempuan dan tema yang dibawakan dua pemateri sangat menarik. Semoga seminar seperti ini terus ada untuk menginspirasi lebih banyak perempuan agar bisa melihat potensi diri tanpa terpengaruh standar kecantikan atau batasan patriarki," ujar Wafiyah, salah satu peserta seminar pemberdayaan perempuan ketika ditanyai pendapatnya tentang acara hari ini.
Penulis : Nicodemus Daniello N. S.
Editor : Rizky Trisna Putri