Masalah Kemiskinan Perkotaan di Kota Surabaya

Di Kota Surabaya banyak sekali fenomena kemiskinan yang bisa kita temui di sekitar kita, tetapi seringkali kita mengabaikan fenomena tersebut, serta sering kali kita juga tidak perduli dengan keadaan sekitar kita. Kemiskinan di perkotaan ini sering kali berkaitan erat dengan sosial, budaya, ekonomi, serta pendidikan. Fenomena ini sendiri jika tidak cepat diberikan solusi maka akan menimbulkan lingkaran kemiskinan yang akan diturunkan lintas generasi, fenomena ini sendiri juga ditandai oleh perumahan dan lingkungan yang kumuh. Fenomena fenomena kemikinan juga dapat ditemui di wilayah asemrowo, banyaknya rumah rumah tersebunyi dan kumuh yang dibangun di gang kelinci serta sempit.
Salah satunya rumah yang dihuni oleh keluarga Alm. Bapak Sarman (nama samaran), keluarga ini sudah lama tinggal di gg kelinci tersebut selama bertahun tahun. Keluarga tersebut dihuni oleh 3 anggota keluarga, tetapi sejak kepala keluarganya telah tiada maka mereka sekarang hanya tinggal berdua (ibu dan anak). Ibunya yang bernama Sarmi (nama samaran), memiliki kondisi fisik yang tidak sempurna. Tetapi dibalik kekurangan fisiknya, beliau sampai saat ini masih giat bekerja. Sementara anaknya yang sudah beranjak dewasa, juga turut bekerja demi membantu kebutuhan ekonomi keluargnya.
Analisis Teori Oscar Lewis Jika dilihat dari sudut pandang Oscar Lewis tentang teori budaya kemiskinan, fenomena ini bisa di bagi menjadi beberapa faktor antara lain :
A. Keterasingan dan Marginalisasi
Dalam fenomena yang terjadi di asemrowo keluarga yang tinggal di lingkungan yang kumuh sering kali merasa terasing, mereka sering kali tinggal di gg pojok yang sempit dan jarang dilewati oleh masyarakat sekitar. Mereka juga mungkin mengalami stigma sosial baik secara sadar (pikiran atau perkataan yang dilontarkan orang lain kepada dirinya) maupun tidak sadar (pikirannya sendiri). Walaupun kondisinya sangat sulit, salah satu anggota keluarga yang memiliki keterbatasan fisik dan tekanan stigma sosial yang mungkin besar. Tetapi tidak membuat semangat dari keduanya menurun dan pasrah kepada bantuan pemerintah.
B. Adaptasi Terhadap Situasi
Menurut teori Oscar lewis tentang individu dalam budaya kemiskinan, mengembangkan segala cara untuk beradaptasi dengan kondisi mereka yang serba terbatas. Dalam fenomena yang terjadi di asemrowo, dimana salah satu anggotanya memiliki keterbatasan fisik tetapi mereka memiliki keterampilan dan mungkin memilih pekerjaan yang tidak terlalu memberatkan mereka (pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah). Dengan ini bisa kita lihat bahwa mereka tidak hanya diam dan pasrah, melainkan mereka juga beradaptasi demi memenuhi kebutuhan mereka.
C. Nilai dan Harapan
Oscar Lewis juga menyampaikan bagaimana individu dalam budaya kemiskinan ini memiliki pandangan terhadap masa depan mereka (pesimis dan harapan), dalam kasus yang ada di wilayah asemroro meskipun semua anggota keluarga sudah berusaha dengan keras, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya hambatan dan tantangan yang lebih besar yang menanti mereka.
D. Pola Pikir
Lingkungan yang kumuh dan kondisi ekonomi yang sulit juga bisa mempengaruhi pola pikir kita, dalam kondisi fenomena yang terjadi di asemrowo, dimana keluarga ini hanya memikirkan cara bagaimana mereka bisa bertahan hidup dihari itu. Mereka tidak memikirkan investasi untuk masa depan, mereka tidak memikikan pendidikan lanjutan dan cita cita sang anak, dll. Mungkin jika dilihat dari sudut pandang lain, mereka memikirkan tentang berpendidikan tinggi, merenov rumah agar lebih layak, investasi untuk masa depan , dll. Tetapi mereka tidak bisa melakukan dan mencapai itu semua dikarenakan ada batasan batasan (ekonomi, status sosial, dll) yang tidak bisa mereka lewati.
E. Pendidikan dan Peluang
Oscar lewis juga secara tidak langsung menyinggung tentang pendidikan, dalam fenomen yang ada dimana sang anak ini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dikarenakan faktor ekonomi. Selain itu sang anak juga memiliki fokus, bagaimana dia harus bisa merubah dan membantu ekonomi di keluarga mereka. Disamping itu pendidiknan juga berkaitan erat dengan peluang kerja, semakin tinggi pendidikannya semakin besar pula peluang kerja yang ia dapat. Dengan hal ini meskipun semua anggota keluarga bekerja dengan sangat giat, tetapi tidak menutup kemungkinan peluang mereka keluar dari lingkaran kemiskinan sangat sedikit dan terbatas.
F. Hubungan Sosial dan Dukungan
Oscar lewis juga menekankan tentang jaringan sosial, dalam fenomena ini peran hubungan sosial antara keluarga, tetangga, dll harus berjalan dengan baik. Dalam keluarga ini, mereka juga tidak dibeda bedakan oleh masyarakat kampung. Kelurga mereka juga selalu diajak untuk kegiatan kampung (kegiatan pkk, pengajian, dan acara penting kampung lainnya), jika masyakarat kampung melewati rumah mereka, masyarakat ini akan saling bertegur sapa, senyum, bahkan jika salah satu masyarakat mereka ada yang sakit. Masyarakat kampung ini memberikan uang sumbangan sakit kepada setiap keluarga yang terkena musibah tanpa membeda bedakan status mereka, dan setiap ada program pemerintah, keluarga yang benar benar membutuhkan akan didahulukan oleh pengurus kampung.
Penulis : Ainun Ilmiah Ayu Fatmawati
Editor : Rizky Trisna Putri, S.P., M.Si.