Fakhris Aulady : Berhasil Menuntaskan Perkuliahan Dalam Waktu 3,5 Tahun
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/4b49676b-3edc-41bb-ae89-41c978b522de.jpg)
Fakhris Aulady, akrab dipanggil Fakhris merupakan mahasiswa kelas 2021A prodi Sosiologi. Ditengah perjalanan perkuliahannya, Fakhris tidak hanya menjalani dunia akademis, namun juga merintis berbagai bisnis. Meski menghadapi berbagai tantangan baik dalam dunia perkuliahan maupun dalam mengelola bisnis, Fakhris mampu membagi waktu untuk menyelesaikan semester di semester 7.
Fakhris mengakui bahwa perjalanan perkuliahannya tidak selalu mulus. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi lebih disebut sebagai “rintangan” daripada tantangan. “Alhamdulillah, selama perkuliahanku ini berjalan aman-aman saja, tapi bukan berarti tanpa rintangan. Sebenarnya aku kuliah sambil menjalankan bisnis, jadi harus bisa membagi bukan hanya waktu dan pikiran, tapi juga prioritas, tujuan, dan rencana,” ungkap Fakhris.
Fakhris sudah memulai bisnisnya sejak awal kuliah. Awalnya, ia terjun ke dunia bisnis dengan usaha kecil-kecilan seperti top-up e-wallet dan pulsa. Kemudian, ia melanjutkan dengan menjadi reseller berbagai produk, termasuk skincare, pakaian, dan tas. Meskipun usaha tersebut sempat dianggap sepele oleh sebagian orang, Fakhris tetap melanjutkannya karena ia mengutamakan prinsip menghasilkan secara halal dan sesuai dengan latar belakang keluarga yang berasal dari pedagang. Bisnis yang dilakukan oleh Fakhris kemudian berkembang pesat di tahun 2023. Dirinya dengan pasangan berhasil mendirikan sebuah lembaga kursus bahasa Inggris yang diberi nama English Fun Learning (EFL). EFL menawarkan kursus bahasa Inggris secara online dan offline. Saat ini EFL telah memiliki enam tutor, meskipun untuk sesi offline baru satu tutor yang tersedia. Bahkan EFL telah berhasil menjaring siswa dari luar negeri, seperti Brunei, China, Australia, Arab, London, hingga Jepang. Sebagian besar siswa adalah TKI yang bekerja di luar negeri.
Fakhris mengungkapkan bahwa salah satu motivasinya untuk menyelesaikan semhas lebih cepat adalah kebebasan yang diberikan oleh prodi Sosiologi. “Saya cukup bersyukur karena di prodi Sosiologi, mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan kapan bisa melakukan sempro dan sidang. Ini berbeda dengan jurusan lain yang sudah ada jadwalnya masing-masing,” jelas Fakhris.
Selain itu, Fakhris memang menyukai dunia penelitian dan menulis, yang memotivasi dirinya untuk menyelesaikan skripsi lebih cepat. Ia mengaku sempat merasa agak culture shock ketika pertama kali memasuki mata pelajaran sosiologi, mengingat latar belakang yang berasal dari mata pelajaran bahasa saat di SMA. “Di jurusan Bahasa, penulisan lebih fleksibel, sedangkan di Sosiologi, penulisan harus lebih ilmiah. Tapi itu tidak membuat patah semangat. Bahkan saya berhasil menerbitkan artikel ilmiah di Sinta 4 pada semester 3 atau 4, meski levelnya masih rendah. Dari sana, saya semakin percaya diri untuk menulis,” Ungkap Fakhris.
Untuk menyelesaikan semester di semester 7, Fakhris memulai persiapan jauh-jauh hari. Ia mulai menulis proposal saat pertama kali pelaksanaan magang, meskipun tidak langsung diterima. Fakhris menjalani magang pertama di kantor desa Winong dan ikut penelitian dosen untuk memperkaya data penelitian dan pengalamannya. Fakhris menerapkan target agar setiap bulan bisa menyelesaikan satu bab dan melanjutkan bimbingan. Ini sangat penting karena selama magang, ia berada di Pasuruan dan tidak bisa terus-menerus izin untuk kuliah.
Meskipun tantangan besar sering menjadi hambatan, Fakhris terus berusaha dan berhasil melakukan seminar proposal (sempro) serta melanjutkan skripsi pada pelaksanaan program MBKM kedua. Selain itu, untuk mengumpulkan data penelitian, Fakhris menyusun strategi dengan mengumpulkan informan atau subjek penelitian setiap minggu. Meskipun prosesnya memakan waktu, ia tetap konsisten.
Penulis: Haya Shofa Maulidya
Redaktur : Hisyamuddin Salim