ASOLOLE! MEMBONGKAR RELASI KUASA DALAM PRAKTIK MUSIK DANGDUT KOPLO
![](https://statik.unesa.ac.id/sosiologi/thumbnail/3cd1a8d3-6b71-40d6-85c9-c8be5a2cb9ba.jpg)
Identitas Buku |
|
Judul |
: Irama Orang-orang (Menolak)
Kalah |
Penulis |
: Irfan R. Darajat |
Cetakan |
: Januari 2023 |
Penerbit |
: Marjin Kiri, Tangerang |
Tebal |
: xiv + 162 hlm, 14 x 20,3 cm |
ISBN |
: 978-602-0788-37-1 |
Jika
kamu mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian dalam kajian budaya (Cultural
Studies), buku Irama Orang-orang (Menolak) Kalah dapat menjadi pilihan
bahan bacaan yang menarik. Ditulis oleh Irfan R. Darajat, salah seorang
peneliti di LARAS: Studies of Music in Society, buku ini merupakan penelitian
yang membahas praktik produksi wacana dan relasi kekuasaan dalam musik dangdut
koplo di Indonesia. Dengan memanfaatkan analisis wacana kritis beserta
pendekatan yang multidisipliner, buku ini berbicara perihal praktik kuasa yang bekerja
dalam musik dangdut, terutama dari berkembangnya koplo sebagai salah satu varian
dari dangdut.
Seakan
ada sebuah ‘gerbang’ yang didobrak dari luar dan penjaganya tidak terima ‘batasannya’
dilanggar. Lantas, pertanyaan yang muncul kemudian, sebagaimana yang ditelaah
dalam buku ini : memang siapa yang membuat ‘gerbang’? dan mengapa ‘gerbang’
itu dibuat dan membatasi?
Terdiri
atas enam (6) bab yang ditulis secara sistematis, buku ini mengangkat dua
contoh kasus yang pernah terjadi sehubungan dengan dangdut koplo sebagai sebuah
praktik di Indonesia. Dimana, kedua kasus tersebut menampilkan perempuan, yakni
Inul Daratista dan Prista sebagai subjek yang menggoyang dan mengobrak-abrik
kemapanan melalui koplo. Dan dari pembahasan atas kasus-kasus tersebutlah yang kemudian
dimaknakan bahwa ternyata koplo dapat menjadi siasat bagi mereka, orang-orang
yang menolak kalah dalam kehidupan ini.
Buku
ini merupakan buku hasil penelitian akademik yang ringan; hanya setebal 162
halaman saja, sehingga dapat ditamatkan dalam waktu yang singkat. Selain itu,
aspek ringan ini juga mewujud dalam bahasa tulisannya yang mudah dimengerti. Penjelasan
dalam buku ini dapat diikuti oleh siapa saja, akademisi maupun masyarakat awam
dan sekalipun bukan pencinta atau pendengar musik dangdut yang budiman.
Buku
ini dapat menjadi referensi penelitian yang ingin mengangkat tema serupa.
Nuraini Juliastuti, dalam bagian Pengantar di buku ini menuliskan: “Buku ini
memberi panduan yang berharga untuk mengenali relasi kuasa tidak setara dalam
konteks sosial yang berbeda-beda...” Sekali lagi, buku ini menarik untuk
dibaca! Sebab, membicarakan hubungan kuasa tidak harus pada hal-hal yang besar,
tetapi juga bisa diamati atau dilakukan pada hal-hal yang tampaknya kecil dan
sederhana, tetapi dekat seperti pada musik dangdut koplo ini.
Selamat
Membaca!
Penulis : Elrisa Diana K.
Editor : Rizky Trisna Putri